Sains  

Ilmuwan Temukan Kaitan antara Energi Gelap dan Kehidupan Cerdas di Alam Semesta Paralel

Ilustrasi Alam Semesta Paralel
Ilustrasi Alam Semesta Paralel

FaseBerita.ID – Sebuah studi baru dari peneliti Universitas Durham membuka wacana mengejutkan dalam dunia astrofisika: energi gelap, kekuatan misterius yang mempercepat perluasan alam semesta, bisa jadi berperan penting dalam munculnya kehidupan cerdas bukan hanya di alam semesta kita, tapi juga di semesta paralel.

Meski teknologi dan pemahaman manusia tentang alam semesta terus berkembang, masih banyak misteri yang belum terpecahkan.

Salah satunya adalah energi gelap fenomena yang menguasai lebih dari dua pertiga energi total alam semesta dan terus mendorongnya mengembang dengan kecepatan semakin tinggi.

Baca Juga: Hubble Abadikan Galaksi Aneh Arp 184 yang Tampak 3D, Ini Fakta Menariknya

Tim peneliti Durham kini mengaitkan peran energi gelap dengan probabilitas munculnya kehidupan di multiverse, yakni kumpulan semesta paralel yang masing-masing memiliki sifat fisik berbeda.

Studi ini membangun model baru yang terinspirasi dari Drake Equation, formula klasik yang memperkirakan jumlah peradaban cerdas di galaksi.

Dari Simulasi Kosmologis ke Teori Kehidupan Antarsemesta

Model baru ini memperhitungkan dua elemen utama: densitas energi gelap dan tingkat pembentukan bintang.

Dengan mensimulasikan kondisi fisik yang berbeda di berbagai alam semesta hipotetik, para ilmuwan menghitung seberapa besar kemungkinan munculnya kehidupan cerdas di masing-masing skenario.

Hasilnya cukup mengejutkan. Meski semesta kita dianggap “ramah kehidupan,” ada kemungkinan bahwa semesta dengan energi gelap lebih tinggi justru dapat membentuk lebih banyak bintang, dan dengan demikian menciptakan lebih banyak peluang bagi kehidupan.

“Kami menemukan bahwa kehidupan tetap bisa eksis dalam semesta dengan energi gelap yang jauh lebih besar dari semesta kita,” kata Dr. Daniele Sorini, peneliti utama studi ini. “Itu berarti kita mungkin tidak hidup di semesta paling mungkin untuk kehidupan.”

Paradoks Kosmologis dan Argumen Antropik

Salah satu teka-teki terbesar dalam kosmologi adalah masalah konstanta kosmologis, yang menyangkut perbedaan besar antara prediksi teori kuantum tentang energi vakum dan pengamatan nyata.

Salah satu cara menjelaskan ketidaksesuaian ini adalah melalui teori multiverse, di mana hanya semesta dengan kondisi “ideal” bagi pengamat seperti manusia yang bisa menyadari keberadaannya.

Argumen ini disebut sebagai penalaran antropik, yang menyatakan bahwa hukum fisika tampak disetel dengan sempurna karena jika tidak, kita tidak akan ada di sini untuk mengamatinya.

Baca Juga: Benda Seberat 500 Kg Akan Jatuh ke Bumi, dan Bukan Asteroid

Dalam konteks ini, semesta kita bukan satu-satunya kemungkinan—hanya satu dari sekian banyak semesta tempat kehidupan bisa muncul.

Implikasi untuk Eksplorasi Masa Depan

Penemuan ini membuka jalan baru dalam studi kehidupan di luar Bumi. Jika model ini terbukti akurat, maka pencarian kehidupan tak lagi terbatas pada planet di galaksi kita, tetapi juga menyentuh ranah yang lebih spekulatif: memahami apakah semesta lain mungkin juga mendukung bentuk kehidupan yang kompleks.

“Model ini memungkinkan kita mengeksplorasi skenario kehidupan cerdas di semesta yang sangat berbeda dari kita,” kata Prof. Lucas Lombriser dari Université de Genève, salah satu penulis studi. “Ini bisa mengubah cara kita memahami posisi kita di kosmos.”

Menggabungkan Fisika, Kosmologi, dan Astrobiologi

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan pendekatan gabungan antara simulasi hidrodinamika, yang meniru evolusi materi biasa dan gelap dalam skala besar, dengan model analitik, yang memberi kerangka kerja sederhana namun berguna untuk menjelaskan sejarah kosmis selama miliaran tahun.

Studi ini diterbitkan di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, dan bisa menjadi langkah awal menuju pemahaman terpadu tentang hubungan antara struktur alam semesta dan potensi munculnya kehidupan di dalamnya.

Penelitian ini tidak memberikan jawaban akhir tentang keberadaan makhluk luar angkasa, tapi memperluas cara kita bertanya: bukan hanya apakah ada kehidupan di luar sana, tetapi apakah semesta kita satu-satunya tempat di mana kehidupan mungkin muncul.

Apakah kamu tertarik membaca lebih lanjut tentang teori multiverse atau ingin tahu bagaimana ilmuwan membuat simulasi kosmos?

Ikuti Kami di Google News:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *