Bandung Barat, faseberita.id – Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Keputusan ini diambil sebagai langkah percepatan dan penanganan komprehensif terhadap para korban.
“Dengan status KLB ini, diharapkan penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan menyeluruh,” ujar Jeje saat meninjau langsung posko penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Selasa (23/9).

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (Pemkab KBB) bersama instansi terkait tengah melakukan investigasi mendalam terhadap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang bertanggung jawab atas penyediaan makanan tersebut. Selama proses investigasi, dapur SPPG di Kecamatan Cipongkor ditutup sementara.
“Kami akan memeriksa perizinan dan standardisasi pengelolaan makanan. Jika belum memenuhi syarat, perbaikan akan segera dilakukan. Dapur di Cipongkor kami tutup sementara untuk investigasi,” tegas Jeje.
Evaluasi menyeluruh juga akan dilakukan terhadap 85 dapur SPPG lainnya di Kecamatan Cipongkor yang belum memiliki sertifikasi kesehatan.
Menurut data dari Polda Jabar, total korban keracunan MBG di Cipongkor mencapai 369 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, Madrasah Diniyah (MD), SMP, hingga SMK. Para korban ditangani di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk Puskesmas Cipongkor, Posko Kecamatan Cipongkor, RSUD Cililin, dan fasilitas kesehatan lainnya.
“Sebanyak 257 orang sudah membaik dan diperbolehkan pulang,” kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra.
Kasus keracunan MBG bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur, yang juga ditetapkan sebagai KLB. Data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mencatat adanya 17 kasus KLB keracunan pangan terkait MBG yang tersebar di 10 provinsi.
Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa kontaminasi bahan pangan mentah menjadi salah satu penyebab utama keracunan. Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menambahkan bahwa kesegaran bahan baku dan waktu masak yang terlalu lama juga menjadi faktor penyebab masalah kesehatan pada penerima MBG.
Ke depan, Pemkab KBB akan meningkatkan pengawasan terhadap bahan baku, memperpendek waktu masak, dan memastikan protokol keamanan terkait batas toleransi makanan diterima dan segera dikonsumsi di sekolah.