Jakarta, faseberita.id – Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, diperiksa intensif oleh penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait dugaan intervensi dalam proses pengadaan laptop Chromebook. Pemeriksaan difokuskan pada rapat yang diduga mengubah hasil kajian teknis terkait pengadaan tersebut.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, mengungkapkan bahwa penyidik mendalami pengetahuan Nadiem sebagai Mendikbud terkait penggunaan anggaran Rp9,9 triliun dalam proyek pengadaan Chromebook ini.

"Ada hal yang sangat penting didalami oleh penyidik dalam kaitannya dengan rapat yang terjadi pada bulan Mei 2020. Karena kita tahu bahwa sebenarnya kajian teknis itu sudah dilakukan sejak bulan April," ujar Harli kepada wartawan, Senin (23/6).
Menurut Harli, rapat yang berlangsung pada 6 Mei 2020 itu diduga menjadi ajang pengkondisian hasil kajian teknis penggunaan laptop Chromebook. Rapat inilah yang kemudian diduga menjadi dasar pengadaan laptop Chromebook, meskipun sebelumnya dinilai tidak efektif untuk pembelajaran.
"Pada akhirnya (kajian teknis) diubah di bulan, kalau saya enggak salah di Juni atau Juli. Tetapi sebelum itu ada rapat tanggal 6 Mei 2020 dan oleh penyidik ini yang didalami," tuturnya.
Dalam pemeriksaan yang berlangsung selama 12 jam, Nadiem dicecar dengan 31 pertanyaan oleh penyidik. Pertanyaan lainnya terkait peran para Staf Khusus (Stafsus) Nadiem dalam kasus ini.
"Informasi yang sudah didapatkan penyidik berdasarkan barang bukti elektronik yang ada ini juga dikonfirmasi kepada yang bersangkutan. Sejauh mana jawaban, penegasan terhadap berbagai informasi itu," pungkasnya.
Nadiem sendiri menegaskan bahwa dirinya masih berstatus sebagai saksi dan akan mematuhi seluruh proses hukum yang berjalan.
Sebelumnya, penyidik Kejagung menemukan indikasi adanya pemufakatan jahat melalui pengarahan khusus agar tim teknis membuat kajian pengadaan laptop dengan sistem Chrome (Chromebook). Kajian tersebut dibuat seolah-olah penggunaan Chromebook dibutuhkan, padahal hasil uji coba tahun 2019 menunjukkan bahwa penggunaan 1.000 unit Chromebook tidak efektif untuk pembelajaran.







