Yogyakarta, faseberita.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebaiknya dikelola langsung oleh kantin sekolah. Usulan ini datang dari Guru Besar UGM, Agus Sartono, menyoroti efektivitas dan potensi masalah dalam implementasi program tersebut.
Agus menilai, meski tujuan MBG mulia, kasus keracunan dan potensi praktik rente menjadi perhatian serius. Ia mengusulkan agar pengelolaan diserahkan ke kantin sekolah, meniru praktik di negara maju.
“Tantangannya di implementasi. Muncul pandangan negatif dan kasus keracunan,” ujar Agus.
Dengan 55,1 juta siswa tersebar di 329 ribu satuan pendidikan, anggaran MBG mencapai Rp247,95 triliun. Agus mempertanyakan mengapa tidak memanfaatkan mekanisme yang sudah ada seperti BOS atau KIP.
Menurutnya, menyerahkan pengelolaan ke daerah sesuai UU Pemerintahan Daerah akan mempermudah koordinasi. Kantin sekolah dinilai mampu menyajikan makanan segar dan melibatkan UMKM lokal.
Alternatif lain, dana bisa diberikan tunai ke siswa dengan pengawasan dari Badan Gizi Nasional dan guru. Hal ini dinilai lebih efektif dan menekan praktik rente.
Agus menyoroti rantai penyaluran MBG yang panjang, menguntungkan pengusaha besar. Ia mengkritik pemotongan anggaran per porsi, yang bisa membuat program ini menjadi “Makar Bergizi Gratis” bagi pihak tertentu.
“Mari perpendek rantai distribusi MBG, hilangkan cara kotor memburu rente,” pungkasnya.
Ikuti Kami di Google News: 
