Jakarta, faseberita.id – Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah merampungkan investigasi terkait dugaan kebocoran data pribadi yang melibatkan 700 ribu individu. Hasilnya menunjukkan bahwa data yang bocor diduga kuat merupakan data Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kemhan tahun 2021.
Brigjen Frega Ferdinand Wenas, Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemhan, menjelaskan bahwa data tersebut terkait dengan hasil pengolahan nilai Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN). Jumlah data yang bocor juga tidak mencapai ratusan ribu seperti yang diklaim oleh peretas.

"Data ini sebenarnya bersifat publik dan pernah diunggah di website Kemhan sebagai bentuk transparansi. Namun, untuk mencegah penyalahgunaan, data tersebut telah diturunkan," ujar Brigjen Frega dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/7).
Lebih lanjut, Brigjen Frega memastikan bahwa website utama Kemhan, email resmi, dan data strategis lainnya dalam kondisi aman dan tidak terdampak oleh insiden ini. Website yang sempat diretas adalah website internal lama Biro Humas yang aplikasinya sudah tidak digunakan lagi sejak tahun lalu.
Sebagai langkah antisipasi, Kemhan telah melakukan audit internal, memperkuat sistem keamanan, dan berkoordinasi dengan satuan kerja keamanan siber. Langkah-langkah ini merupakan komitmen Kemhan dalam menjaga integritas dan keamanan informasi, terutama yang berkaitan dengan data publik.
"Proses pembaruan dan peningkatan prosedur keamanan siber akan terus dilakukan secara berkelanjutan untuk mencegah potensi gangguan serupa dan menjaga kepercayaan publik terhadap proses rekrutmen maupun layanan Kemhan," tegas Brigjen Frega.
Sebelumnya, seorang peretas dengan nama samaran "DigitalGhost" mengklaim telah membocorkan basis data berisi data pribadi 700.000 individu dari Kemhan. Data yang bocor meliputi NIK, nomor peserta, nama lengkap, tanggal ujian, sesi ujian, lokasi ujian, posisi/jabatan yang dilamar, serta unit penempatan terkait seleksi CPNS Kemhan.







